Freight-hub

Digitalisasi apakah masih relevan dalam industri logistik untuk saat ini?

Digitalisasi di industri logistik khususnya dalam transportasi dan manajemen rantai pasok, masih sangat relevan untuk saat ini dan akan terus berkembang. Menurut laporan dari McKinsey & Company pada tahun 2022 mengenai digitalisasi dalam rantai pasok dan logistik mengidentifikasi bahwa penerapan teknologi digital, seperti sistem manajemen transportasi (TMS), analisis data, dan kecerdasan buatan (AI), dapat menghasilkan peningkatan efisiensi operasional hingga 30%. Faktor utama yang mendukung peningkatan ini termasuk:

  • Optimasi Rute: AI membantu perusahaan logistik dalam memprediksi rute yang lebih efisien berdasarkan data lalu lintas dan kondisi cuaca.
  • Pengurangan Waktu Proses Manual: Automasi mengurangi waktu yang diperlukan untuk tugas administratif seperti pengelolaan dokumen pengiriman dan pembayaran.
  • Manajemen Inventaris dan Permintaan yang Lebih Baik: Big data dan AI memberikan wawasan tentang permintaan pelanggan, memungkinkan pengelolaan stok dan inventaris yang lebih efisien.

Selain itu, DHL Global Forwarding dan Supply Chain pada tahun 2023 mengenai tren digitalisasi dalam logistik menyebutkan bahwa 50% dari perusahaan logistik global telah meningkatkan investasi mereka dalam solusi digitalisasi seperti sistem TMS dan WMS (Warehouse Management Systems) untuk mendukung operasional logistik yang lebih efisien. Teknologi yang diprioritaskan meliputi:

  • IoT (Internet of Things): Digunakan untuk melacak aset secara real time baik dari kendaraan hingga kargo.
  • AI dan Machine Learning: Meningkatkan keakuratan prediksi, perencanaan permintaan, dan pengelolaan tenaga kerja.
  • SaaS (Software as a Service): Platform berbasis cloud yang memungkinkan integrasi dan kolaborasi lintas fungsi di berbagai lokasi geografis.

Baca juga artikel: Seberapa besar pengaruh penggunaan digital freight platform

Bagaimana dengan Indonesia? Kesiapan dan prediksi digitalisasi dalam industri logistik di Indonesia menunjukkan potensi yang besar, meskipun terdapat tantangan dalam penerapannya. Berikut adalah beberapa aspek terkait kesiapan dan prediksi digitalisasi logistik di Indonesia:

1. Kesiapan Digitalisasi Logistik di Indonesia

  • Pemerintah Mendukung Infrastruktur Digital: Pemerintah Indonesia melalui program Making Indonesia 4.0 telah mendukung inisiatif digitalisasi, termasuk di sektor logistik. Program ini mendorong implementasi teknologi seperti IoT, cloud computing, dan big data dalam rantai pasok. Selain itu, Kementerian Perindustrian Indonesia telah menyatakan bahwa digitalisasi adalah kunci untuk meningkatkan daya saing industri nasional.
  • Peningkatan Jaringan dan Infrastruktur: Investasi dalam jaringan internet dan infrastruktur digital terus berkembang. Dengan adanya pembangunan jaringan serat optik Palapa Ring yang rampung pada 2019, akses internet yang lebih merata menjadi langkah awal yang penting untuk mendukung digitalisasi di daerah-daerah yang sebelumnya sulit dijangkau.
  • Adopsi Teknologi SaaS (Software as a Service): Banyak perusahaan logistik di Indonesia mulai beralih ke sistem berbasis cloud untuk manajemen transportasi dan pergudangan. Platform SaaS mempermudah integrasi data dan pengelolaan operasi logistik secara real-time dengan biaya yang lebih rendah.
  • IoT dan TMS: IoT untuk pelacakan kendaraan dan kargo telah mulai diterapkan, terutama oleh perusahaan logistik besar. Sistem Manajemen Transportasi (TMS) juga semakin banyak digunakan untuk mengelola rute dan optimasi pengiriman.

Tantangan yang Dihadapi:

  • Kesenjangan Digital: Ada perbedaan signifikan antara adopsi teknologi di perkotaan dan daerah pedesaan atau terpencil, terutama karena infrastruktur dan konektivitas yang belum merata.
  • SDM dan Keahlian Teknologi: Kurangnya sumber daya manusia yang mahir dalam teknologi digital dan operasional rantai pasok masih menjadi hambatan untuk adopsi yang lebih cepat. Pengembangan keterampilan digital di kalangan pekerja logistik menjadi agenda penting untuk menghadapi tantangan ini.
  • Ketergantungan pada Proses Manual: Banyak perusahaan logistik kecil dan menengah masih mengandalkan proses manual, sehingga transisi ke digital membutuhkan investasi besar, terutama untuk bisnis dengan anggaran terbatas.

2. Prediksi Masa Depan Digitalisasi Logistik di Indonesia

  • Pertumbuhan Pasar Logistik Digital: Dengan pertumbuhan ekonomi digital yang diperkirakan mencapai USD 133 miliar pada tahun 2025 (Google, Temasek, Bain & Company), sektor logistik di Indonesia diharapkan tumbuh pesat, dengan digitalisasi sebagai katalis utama. Teknologi seperti TMS, WMS, dan cloud computing akan menjadi dasar operasional perusahaan logistik besar maupun kecil.
  • Adopsi Blockchain dan AI: Di masa depan, blockchain diprediksi akan semakin digunakan untuk meningkatkan transparansi rantai pasok, terutama untuk pelacakan produk dan pengiriman. AI juga akan memainkan peran penting dalam memprediksi permintaan, optimasi rute, dan efisiensi sumber daya di sektor logistik.
  • Otomasi dan Kendaraan Otonom: Dalam beberapa dekade mendatang, meskipun kendaraan otonom di Indonesia masih membutuhkan waktu lebih lama untuk diterapkan secara massal, tren otomasi dalam proses logistik, seperti penggunaan drone untuk pengiriman di perkotaan, bisa menjadi kenyataan. Pemerintah Indonesia telah mempersiapkan regulasi untuk pengembangan teknologi seperti ini.

Kesimpulan:

Indonesia memiliki potensi besar dalam digitalisasi logistik, didukung oleh pertumbuhan ekonomi digital dan inisiatif pemerintah. Meskipun terdapat tantangan infrastruktur dan SDM, prediksi menunjukkan bahwa dalam beberapa tahun ke depan, adopsi teknologi seperti TMS, IoT, AI, dan blockchain akan semakin meluas, mendorong efisiensi dan daya saing industri logistik di Indonesia.

Scroll to Top